Sukses

Ketum: Gerindra Susah Dapat Teman Koalisi? Salah Ya...

Gerindra tak menampik bila strategi politik yang diterapkan saat ini memang ingin merangkul partai berideologi Islam.

Liputan6.com, Jakarta - Partai Gerindra mengklaim banyak partai yang mau diajak berkoalisi. Namun partai pimpinan Prabowo Subianto itu belum mau mengungkapkan partai mana saja. Klaim itu dianggap cukup membantah anggapan yang menyebut Partai Gerindra susah mendapat teman koalisi dalam Pilpres 9 Juli 2014 mendatang.

"Gerindra susah dapat teman koalisi? Itu menurut saya salah ya. Jadi kita mendapat dukungan kuat dari banyak partai kepada Gerindra. Bahwa sesungguhnya lumayan positif ke Gerindra," kata Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Jumat (2/5/2014).

Suhardi tak menampik bila strategi politik yang diterapkan memang ingin merangkul partai  berideologi Islam yang memperoleh suara pada papan tengah. Ada beberapa partai yakni PPP, PKB, dan PKS yang jadi target.

PPP melalui Suryadharma Ali sebelumnya menyatakan dukungan kepada Prabowo. Namun, hal itu mendapat penolakan karena dianggap menyalahi keputusan Mukernas II di Bandung. Belakangan, PPP lebih condong mendukung Jokowi dari PDIP.

Kemudian, PKB pun menurut pengamatan Direktur Eksekutif Polcomm Insititute Heri Budianto sudah 80 persen akan mendukung Jokowi. Sementara PKS sampai kini masih menimbang-nimbang ajakan koalisi yang diajukan langsung Prabowo melalui surat.

Suhardi menjelaskan pihaknya masih menunggu kepastian dari PPP dan PKS. Sedangkan untuk PKB, Gerindra berusaha legowo.

"Kalau lihat survei-survei PPP itu lebih ke Prabowo. Nggak terlalu berharap juga pada PPP, tapi kita masih menunggu. Kalau PKS kita tunggu saja, kecenderungannya positif. Sudah nampak itu seperti pada pemberitaan media massa," jelas Suhardi.

Dalam sisa waktu yang ada, Gerindra akan terus melancarkan komunikasi politik secara terbuka dan juga tertutup. Suhardi menilai batas waktu pendaftaran capres dan cawapres pada 19 Mei mendatang merupakan waktu cukup untuk mengubah peta koalisi yang ada.

"Belum tahu, 19 Mei masih panjang untuk menata peta koalisi ke depan," tandas Suhardi. (Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini