Sukses

Oposisi Jadi Pilihan Strategis Demokrat untuk 2019

Oposisi dinilai cocok bagi Demokrat bila ingin mengembalikan kepercayaan publik pada Pemilu 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat SBY menyatakan, partainya siap berada di luar pemerintahan atau menjadi oposisi pasca-Pilpres 2014. Oposisi dinilai cocok bagi Demokrat bila ingin mengembalikan kepercayaan publik pada Pemilu 2019.

"Peran oposisi memang strategis bagi Demokrat, untuk membangun kembali kepercayaan publik untuk berbicara dalam kancah politik 2019," kata Pakar komunikasi politik Universitas Mercu Buana Heri Budianto kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin (28/4/2014).

Sikap oposisi, lanjut Heri, semestinya diambil bila skenario akhir Partai Demokrat gagal dalam Pilpres 2014. Demokrat harus mengusung capres atau cawapres hasil konvensi terlebih dahulu untuk bertarung dalam Pilpres 2014 sebelum menjadi oposisi.

"Sebaiknya upayakan bentuk cluster keempat, di mana Partai Demokrat dan khususnya SBY bisa menjadi tokoh sentral yang memainkan itu," ujarnya.

Heri menilai, bila SBY melakukan gerilya politik maka peluang membangun poros baru akan besar. Partai yang kemungkinan akan merapat dengan Demokrat adalah PKS, PAN, dan PKB.

"PKS dan PAN akan lebih senang merapat ke Demokrat jika SBY membangun cluster baru" sebutnya.

Capres dan cawapres yang akan diusung, sambungnya, adalah pemenang konvensi, atau Ketua Umum PAN Hatta Rajasa sebagai capres lalu dari PKS sebagai cawapres.

"Tentu pasangan capres dan cawapres tersebut yang memiliki tingkat elektablitas tinggi dan memiliki basis dukungan riil. Basis dukungan riil ini adalah massa pemilih yang jelas misalnya dari NU dan Muhammadiyah. Sebab ini akan sangat membantu dalam kontestasi pilpres dalam melawan Jokowi, ARB, maupun Prabowo Subianto," papar dia.

"Jika kalah dalam pilpres setelah melalui cluster keempat, pilihan oposisi adalah pilihan ksatria bagi Demokrat," tandas Heri.

Sebelumnya SBY mengungkapkan, Partai Demokrat bila berkoalisi degan partai lain bukan sekadar tambahan sekian persen sehingga cukup mencalonkan presiden. Namun, bila tak ada parpol yang sehati dengan SBY, maka opsi menjadi oposisi pun terbuka.

"Kalau tidak klop capres itu atau parpol yang mengusungnya, kami tidak yakini, kami memilih tak mendukung. Lebih baik kami mandiri, di luar (oposisi), yang penting Demokrat akan jadi bagian solusi dan kontribusi untuk pembangunan bangsa," tegas SBY.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini