Sukses

Sering Dimanuver, Demokrat Kapok Koalisi dengan PKS?

Liputan6.com, Jakarta - Selama bergabung dalam koalisi pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kerap beberapa kali berseberangan dengan Partai Demokrat. Misalnya pada Juni 2013 lalu saat pro dan kontra kenaikan harga harga bahan bakar minyak (BBM). PKS menolak kebijakan pemerintahan SBY yang hendak menaikkan harga BBM.

Lantas apakah Demokrat kapok berkoalisi dengan PKS untuk bertarung pada Pilpres 2014? Wasekjen Demokrat Andi Nurpati menyatakan tidak. Kata dia, Demokrat saat ini membuka diri untuk berkoalisi dengan partai mana pun, termasuk PKS.

"Saya kira (dengan PKS) kita tidak kapok ya, ‎dalam politik kan nggak ada harga mati, termasuk peluang dengan partai yang saat ini mengambil sikap oposisi, Partai Gerindra dan PDIP kita juga membuka komunikasi," ujar Andi saat mengisi sebuah diskusi bertajuk 'Posisi Konvensi Partai Demokrat di Tengah Dinamika Koalisi' di Gedung DPD, Jakarta, Rabu (23/4/2014).

‎Namun demikian, mantan anggota KPU itu menilai partainya tetap menjadikan sikap PKS sebagai partai koalisi saat ini sebagai pembelajaran. Pihaknya menginginkan agar partai-partai koalisi solid, dan satu suara dalam mendukung setiap kebijakan di pemerintahan.

"Saya kira tetap (untuk PKS) pembelajaran ada, tapi kan dalam politik semua serba dinamis, apalagi partai ini kan selalu alami pergantian kepemimpinan, tiap pemimpin kan beda-beda dalam menentukan sikap," kata dia.

Andi pun mengungkap, Presiden SBY selaku Ketum Demokrat sudah berkomunikasi dengan 3 capres paling potensial maju di Pilpres, yakni Joko Widodo (Jokowi) dari PDIP, Aburizal Bakrie atau Ical dari Golkar dan Prabowo Subianto dari Gerindra. Namun pertemuan dilakukan sebelum Pileg 9 April 2014.

"Beliau langsung ketemu dengan Pak Prabowo, Jokowi dan Pak Ical membahas pileg namun sebelum pileg, tapi setelah pileg ini apakah mereka sudah bertemu saya nggak tahu, tapi kalau komunikasi ada, kan komunikasi bisa via telepon atau mengutus orang. Tapi apakah face to face ketemu saya nggak tahu persis," tandas Andi Nurpati. (Anri Syaiful)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.