Sukses

Memasangkan Jokowi-JK Berdasar Elektabilitas Dinilai Tak Tepat

"Orang yang memiliki skill yang baik harusnya menjadi mentor. Seperti JK., ini harus menjadi mentor."

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat politik dari Cyrus Network Hasan Nasbi menilai, mantan wakil presiden Jusuf Kalla (JK) seharusnya tak diusung  mencalonkan lagi jadi cawapres pada Pilpres 2014 ini.

Meski JK disebut-sebut pantas mendampingi capres PDIP Joko Widodo atau Jokowi, namun memilih calon wakil presiden bukan didasarkan cocok-mencocokkan para tokoh yang memiliki elektabilitas dan popularitas tinggi.

"Banyak di daerah, kepala daerahnya dan wakilnya itu hanya dua bulan akur, lalu 5 bulan selanjutnya malah bertengkar. Wakilnya dikurung di kantor mengurusi administrasi," kata Hasan di Menteng, Jakarta Pusat, (22/4/2014).

Maka dari itu, Hasan menyebutkan, sebagian masyarakat menilai memasangkan JK dengan Jokowi berdasarkan elektabilitas dan popularitas tinggi tidaklah tepat. Menurutnya, JK saat ini pantasnya menjadi mentor politik.

"Misalnya Jokowi cokok dengan JK atas dasar apa, Jokowi dicocokkan Mahfud MD atas dasar apa. Apakah ini asal jodoh-jodohan? Jadi ini yang ini harus dipertimbangkan. Orang yang memiliki skill yang baik harusnya menjadi mentor seperti JK, ini harus menjadi mentor. Dia ini menjadi kebutuhan komunikasi politik," tutur dia.

Masih menurut Hasan, cocok-mencocokan ini bukan didasarkan dengan militer-sipil dan Jawa-luar Jawa. Namun memilih wakil presiden seperti orang yang mencari jodoh pasangan untuk menikah.

"Harus ada gas dan rem. Sehingga ada chemistry-nya. Jokowi kan karakternya yang tenang wapresnya harus keras, harus ada benteng ke depannya benteng ke depan dan memiliki legalitas yang kuat," tandas Hasan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini