Sukses

Prahara PPP Tengah Malam

Ketegangan menyelimuti Partai Persatuan Pembangunan saat sang ketua umum, Suryadharma Ali dipecat dari jabatannya.

Liputan6.com, Jakarta - Oleh: Widji Ananta, Oscar Ferri, Rizki Gunawan

Suasana Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) yang terletak di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, tiba-tiba memanas. Puluhan orang yang datang dengan sepeda motor, mencoba menembus masuk ke kantor yang tengah menggelar rapat pimpinan nasional (rapimnas) yang dipimpin Sekretaris Jenderal PPP Romahurmuziy.

"Kita kader PPP tidak setuju dengan rapimnas. Bubarkan rapimnas karena ketua umum tidak ada," teriak mereka, Sabtu (19/4/2014) sekitar pukul 23.15 WIB. Tak cukup berteriak, puluhan orang itu kemudian masuk ke dalam kantor dan langsung menuju lantai 3 tempat rapimnas berlangsung.

Berhasil masuk, tapi mereka gagal menembus ke ruang rapat. Mereka hanya menemui ruangan yang terkunci dari dalam. Menghadapi kenyataan ini, rombongan orang yang mengaku kader muda PPP dan bukan massa bayaran itu langsung mengamuk. Mereka menggedor-gedor tembok dan pintu kaca sambil berteriak, "Ini Rapimnas tidak sah.""Maling, maling. Romy maling. Rahmat Yasin -- Bupati Bogor sekaligus Ketua DPW PPP Bogor -- maling. Maling kok dijaga," teriak mereka.

Tapi kedatangan tamu tak diundang itu tak menghentikan langkah sejumlah petinggi PPP untuk tetap meneruskan rapat. Romahurmuziy atau Romy, 3 Wakil Ketua Umum DPP PPP yakni Lukman Hakim Saifuddin, Emron Pangkapi, dan Suharso Monoarfa, serta 26 Ketua DPW PPP tetap rapat hingga selesai sekitar pukul 02.48 WIB.

Kecemasan yang melanda kantor DPP PPP tak hanya ketika massa yang dipimpin Mustakim Dahlan itu menduduki kantor DPP PPP. Tapi juga ketika rombongan pengendara motor mendatangi kantor PPP Ahad (20/4/2014) dini hari. Mereka datang tak lama setelah Ketua Rapimnas Romy membacakan hasil rapimnas -- yang di antaranya memberhentikan Suryadharma Ali dari jabatannya sebagai ketua umum.

"Sekitar 50 sepeda motor. Sejumlah orang tidak dikenal," ujar Romy kepada Liputan6.com.

Kedatangan kawanan bermotor itu terang membuat pengurus PPP cemas. Apalagi mereka datang pada saat sebagian besar warga DKI Jakarta masih terlelap. Beruntung, kawanan pengendara motor itu tak melakukan tindakan apapun. Mereka hanya berkumpul dan melihat-lihat rapat itu. Tak lama kawanan itupun meninggalkan markas partai berlambang Ka'bah itu.

 

Klimaks Partai Ka'bah

Ketegangan menyelimuti PPP saat sang ketua umum, Suryadharma Ali dipecat dari jabatannya, setelah sejumlah petinggi PPP menggelar rapimnas lebih dari 5 jam. Berdasarkan hasil rapimnas yang dibacakan Sekjen Romy, Suryadharma diberhentikan sementara.

“Kami telah melakukan upaya sungguh-sungguh untuk membangun komunikasi. Namun, Suryadharma selaku ketua umum partai tetap tidak bersedia menghadiri forum rapimnas ini,” ujar Romy.

Dia melanjutkan, “dengan tetap berpegang teguh pada konstitusi (AD/ART), partai mengoreksi sanksi yang diputuskan rapat pengurus harian DPP pada 18 April 2014. Dari yang semula peringatan pertama, menjadi pemberhentian sementara kepada Suryadharma Ali dari jabatannya selaku Ketua Umum DPP PPP."

Peserta rapimnas yang mendengar keputusan ini langsung bertepuk tangan dan bersorak. Ruang rapat itu menjadi gaduh seketika. Untuk menggantikan posisi Suryadharma, rapimnas menunjuk Wakil Ketum PPP Emron Pangkapi. Emron akan menjabat ketua umum sampai muktamar, yang pelaksanaannya akan dipercepat.

Muktamar, seperti diputuskan rapimnas, akan diselenggarakan setelah musyawarah kerja nasional (mukernas) III yang akan berlangsung pada Rabu 23 April pekan ini. Mukernas ini menjadi tanggung jawab Emron.

"Rapimnas I PPP juga mengamanatkan kepada Mukernas III untuk menetapkan jadwal, waktu, dan tempat pelaksanaan Muktamar yang dipercepat," kata Romy membacakan poin terakhir hasil keputusan Rapimnas.

Tak hanya poin di atas, rapimnas juga menelurkan keputusan penting, yakni mengukuhkan hasil rapat pengurus harian DPP PPP yang dilaksanakan pada Jumat 18 April 2014.

 

Melawan Pukulan

Rapimnas tengah malam yang berlangsung mendadak tersebut seolah klimaks dari permasalahan yang tengah mendera tubuh partai hijau itu. Konflik internal Partai Ka’bah itu mulai tercium media setelah beberapa petinggi PPP ramai-ramai menolak kehadiran Suryadharma dalam kampanye Partai Gerindra 23 Maret lalu.

Tak mau ditikung dari belakang oleh ketuanya sendiri, sejumlah pengurus DPP dan 26 ketua DPW menggelar rapimnas mendadak di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Rapat yang tak dihadiri Suryadharma itu membahas tindakan sang ketua terkait kehadirannya di kampanye Gerindra. Rapat memutuskan, partai memberikan mosi tidak percaya kepada Suryadharma karena dianggap menyalahi aturan partai.

Seperti disulut api, rapimnas ini justru membuat ketegangan di tubuh PPP makin berkobar. Suryadharma bersama pendukungnya menanggapi mosi tersebut dengan memecat sejumlah pengurus partai. Alasannya, mereka dianggap berusaha melengserkan ketua umum.

Melalui SK yang ditandatangani Suryadharma dan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Syaifullah Tamliha, tertanggal 16 April 2014, DPP PPP memberhentikan Wakil Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa dan 4 Ketua DPW PPP, yakni Ketua DPW PPP Jawa Barat Rahmat Yasin, Ketua DPW PPP Sumatera Utara Fadli Nursal, Ketua DPW Jawa Timur Musyafa Noer, dan Ketua DPW PPP Sulawesi Selatan Amir Uskara.

Aksi balasan yang dilancarkan Suryadharma ini pun kontan membuat PPP goncang. Pakar politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing mengatakan, apa yang terjadi di tubuh PPP sebenarnya sudah dapat dibaca sejak lama, di mana ada kubu Suryadharma, dan kubu Romy. “Masa hanya hadir di kampanye Gerindra langsung dipecat," ujar Emrus.

 

Bertemu Mbah Mun

Kendati melakukan perlawanan melalui pendukungnya yang sempat menduduki kantor DPP PPP beberapa jam, Suryadharma tampaknya tak lagi memiliki banyak amunisi melawan sejawatnya di partainya sendiri. Tapi bukan berarti Menteri Agama itu patah arang. Bersama jagoannya yang akan diusung dalam Pilpres 9 Juli mendatang, Prabowo Subianto, Suryadharma menemui Ketua Majelis Syariah PPP yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar Sarang, Maimun Zubeir atau Mbah Mun, di Rembang, Jawa Tengah, Ahad (20/4/2014) siang.

Kedatangan Suryadharma diungkapkan Wakil Sekretaris Jenderal PPP PPP Syaifullah Tamliha. Kata anggota Komisi I DPR RI itu, Mbah Mun mendukung Prabowo sebagai capres. Jadi sudah sepatutnya Prabowo dan Suryadharma menemui Mbah Mun. “Sebagai penghormatan kepada kiai dan ulama yang telah mendukung Prabowo dan PPP," ujar Syaifullah. Ketiganya dilaporkan mengadakan pertemuan tertutup.

Ketika dikonfirmasi usai pertemuan, Mbah Mun mengatakan, kedatangan Prabowo dan Suryadharma ke kediamannya hanya bersifat silaturahmi. "Pertama kali bertemu dan mengenal beliau saat dia di Jordania," ujar Mbah Mun.

Terkait pencalonan Prabowo sebagai presiden dalam Pilpres, secara pribadi Mbah Mun mempersilakan. Namun untuk koalisi dengan PPP, masih menunggu selesainya perselisihan di internal partai tersebut.

Usai menemui Mbah Mun, Ahad malam pukul 19.35 WIB, Suryadharma mendatangi DPP PPP. Mengenakan baju koko putih tanpa embel-embel partai berlambang Ka'bah, Menteri Agama itu mengaku sangat terpukul dengan pemecatan yang dilakukan petinggi PPP. Menurutnya, permasalahan di dalam tubuh PPP merupakan permasalahan yang sengaja dibuat.

"Saya sangat terpukul. Yang saya sesali adalah diciptakan masalah. Apabila ada surat keputusan yang perlu dipertanyakan, ya dipertanyakan. Kalau ada prasangka-prasangka buruk, ya ditanyakan," katanya.

Menurut Suryadharma. Apa yang terjadi di tubuh partainya memperlihatkan banyak pimpinan yang sudah keluar dari tradisi PPP. Sebab, PPP harusnya memiliki kebersamaan yang kuat dan solid guna melawan intervensi pihak eksternal. "Ada segelintir orang menciptakan kerusuhan," pungkas Suryadharma.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.