Sukses

Jokowi Diharapkan Lebih Kental Tunjukkan Marhaenismenya

"Intinya garis PDIP sangat menginginkan trah Soekarno, Jokowi harus buktikan trah marheanisme..."

Liputan6.com, Jakarta - Bakal calon presiden PDIP Joko Widodo atau Jokowi diminta menunjukkan ideologi Marheanisme. Itu jika ingin didukung penuh oleh kader PDIP, termasuk Ketua DPP PDIP dan ketua badan pemenangan pemilu (Bappilu) PDIP Puan Maharani.

"Intinya garis PDIP marheanisme sangat menginginkan trah Soekarno, Jokowi harus buktikan trah marheanisme, ini belum terlihat," kata pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio, di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu 16 April 2014.

Meski demikian, dia berujar, secara kasat mata, dirinya tidak melihat kurangnya dukungan internal PDIP ke Jokowi. Menurutnya, itu dibuktikan saat Mega masih mendampingi Jokowi dalam beberapa pertemuan dengan pihak lain di luar PDIP.

"Kalau saya lihat, mati-matian internal PDIP, mereka tidak ada pertentangan," ujarnya.

Sebelumnya, beredar isu adanya penolakan terhadap Jokowi, setelah suara PDIP dalam pemilu legislatif, menurut quick count beberapa lembaga survei, hanya sekitar 19 persen. Jauh dari target yakni 27 persen. Padahal, nama Jokowi digadang-gadang bisa menaikkan perolehan suara PDIP pada pemilu legislatif.

Bahkan, sempat beredar kabar Puan bertengkar dengan Jokowi dan berujung pada pengusiran mantan Walikota Solo tersebut. Puan membantah kabar tersebut

"Masa sih (muka) yang kaya gini bisa marah, senyum terus dong," ucap Puan yang menunjuk wajahnya sendiri sambil tersenyum di Jakarta, Senin 14 April 2014.

Istilah Marhaenisme diambil dari Marhaen, seorang petani miskin di pinggiran Bandung, yang ditemui Sukarno pada 1920-an. Marhaenisme dan Marhaen pertama kali disebut dalam pidato Bung Karno sebagai ketua Partai Nasional Indonesia (PNI).

Dalam sebuah tulisannya, Bung Karno menyatakan, “Pergaulan hidup Marhaen adalah pergaulan hidup yang sebagian besar terdiri dari kaum petani kecil, buruh kecil, pedagang kecil, pelayar kecil; kaum marhaen adalah yang semuanya kaum kecil sengsara dan melarat.”

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.