Sukses

Otak-atik Koalisi Capres-Cawapres 2014

Kemungkinan koalisi yang melahirkan pasangan capres-cawapres versi pengamat politik dan peneliti senior Saiful Mujani.

Liputan6.com, Jakarta - Proses saling menjajaki koalisi berlangsung makin intens, meskipun hasil pemilu legislatif belum diumumkan secara resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Koalisi ini mengarah juga pada siapa cawapres yang akan menjadi pasangan capres.

Berikut adalah kemungkinan koalisi yang melahirkan pasangan capres-cawapres versi pengamat politik dan peneliti senior Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

Capres pertama adalah Jokowi. Capres dari PDI Perjuangan ini butuh wakil yang kompeten dalam makro ekonomi dan rule of law. Jusuf Kalla, disebut-sebut jadi calon cawapres Jokowi, yang diusung Partai Nasdem dan PKB.

Jusuf Kalla berpengalaman sebagai wapres yang mempunyai akar kuat di tengah umat Islam dan kalangan luar Jawa. Tapi latar kompetensi JK mirip Jokowi, yaitu pedagang dan cenderung praktis.

Jika PDIP berkoalisi dengan PKB, nama Mahfud MD menjadi kandidat kuat cawapres. Mahfud didukung partai berbasis ormas islam terbesar, yaitu Nahdlatul Ulama. Mahfud juga kompeten di bidang hukum dan punya pengalaman di kabinet.

Satu nama lain muncul yaitu Chairul Tanjung. Namun Chairul tak memiliki basis massa dan partai. Demokrat mungkin saja mengusung Chairul, tapi hubungan dengan PDIP belum cair.

Capres dari Partai Golkar Aburizal Bakrie, membutuhkan sosok cawapres dari Jawa. Jika berkoalisi dengan Partai Demokrat, nama Pramono Edhie Wibowo menjadi salah satu bakal cawapres.

Ical bisa juga berpasangan dengan Hary Tanoesoedibjo, bila Partai Golkar berkoalisi dengan Partai Hanura. Opsi lain adalah Hidayat Nur Wahid, jika Partai Golkar berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera.

Capres dari Partai Gerindra yakni Prabowo, bisa berpasangan dengan Dahlan Iskan, jika Partai Gerindra berkoalisi dengan Partai Demokrat.

Kemungkinan lain adalah berpasangan dengan Hatta Rajasa, jika berkoalisi dengan Partai Amanat Nasional. Prabowo-Hatta bisa saling mengisi, baik di pemerintahan maupun unsur Jawa dan luar Jawa.

Ahmad Heryawan menjadi alternatif jika Partai Gerindra berkoalisi dengan PKS. Pasangan Prabowo-Aher, akan saling mengisi dari sisi massa pemilih gabungan Jawa dan Sunda.

Saksikan tayangan lengkapnya melalui tautan video Liputan 6 Siang SCTV, Selasa (15/4/2014), di bawah ini. (Raden Trimutia Hatta)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.