Sukses

Muhaimin Capres PKB? Rhoma: Itu Joke Politik Saja

Rhoma Irama tak mau menanggapi serius wacana pencapresan Muhaimin Iskandar oleh PKB. Menurutnya itu hanya candaan belaka.

Liputan6.com, Jakarta - Meningkatnya raihan suara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada Pileg 2014 membuat sejumlah kalangan internal partai itu memunculkan wacana menjadikan Ketua Umum Muhaimin Iskandar sebagai capres atau cawapres. Namun, kandidat capres PKB Rhoma Irama tak mau menanggapi serius wacana itu.

"Isu-isu Cak Imin capres itu sama seperti joke politik saja. Ini sebuah letupan-letupan dan tidak perlu ditanggapi," ujar Rhoma di kediamannya, Mampang, Jakarta Selatan, Senin (14/4/2014).

Rhoma yakin akan hal itu karena Muhaimin sudah datang langsung ke rumahnya untuk memberikan keterangan atas kepastian status capres dirinya. Setelah pertemuan itu, Rhoma melihat PKB masih memiliki komitmen untuk mendukung dirinya jadi capres dari PKB.

"Saya rasa tak seperti itu. PKB masih berkomitmen bersama Ketum (Muhaimin Iskandar) untuk mendukung saya. Cak Imin ke rumah saya menjelaskan itu," jelasnya.

Sementara itu, manuver politik yang diluncurkan PKB agar Muhaimin maju sebagai cawapres dinilai akan merugikan PKB. Pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi, Said Salahudin mengatakan Muhaimin akan diberi cap pengkhianat di internal PKB dan PBNU jika melakukan hal itu.

"Ini menggunting dalam lipatan. Kawan sendiri dipotong. Setelah apa yang dilakukan para tokoh seperti Mahfud MD dan Rhoma, tiba-tiba ada elite PKB yang mengatakan atau misalnya Cak Imin sendiri layak jadi cawapres," ujar Said di Jakarta, Sabtu 12 April lalu.

Ia menyarankan PKB dan Muhaimin tak memanfaatkan momentum kebangkitan partainya itu untuk kepentingan sesaat. "Taruhannya besar, ketidakpercayaan pemilih PKB yang memilih lantaran sosok Rhoma Irama dan Mahfud MD akan terjadi. Mestinya belajar dari 2 pemilu sebelumnya, ketika mereka ini benar-benar ditinggalkan," bebernya. (Raden Trimutia Hatta)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini