Sukses

Maju Cawapres PKB, Muhaimin `Menggunting dalam Lipatan`

Muhaimin akan diberi cap pengkhianat. Baik di internal PKB dan PBNU atau bahkan di luar komunitas tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Manuver politik yang diluncurkan Ketua Umum (Ketum) DPP PKB Muhaimin Iskandar yang akan maju sebagai cawapres dinilai akan merugikan PKB. Pengamat Politik Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Said Salahudin mengatakan, Muhaimin akan diberi cap pengkhianat. Baik di internal PKB dan PBNU atau bahkan di luar komunitas tersebut.

"Ini menggunting dalam lipatan. Kawan sendiri dipotong. Setelah apa yang dilakukan para tokoh seperti Mahfud dan Rhoma, tiba-tiba ada elite PKB yang mengatakan atau misalnya Cak Imin sendiri layak jadi cawapres," ujar Said di Jakarta, Sabtu (12/04/2014).

Karena itu, ia menyarankan agar PKB dan Muhaimin sebaiknya tak memanfaatkan momentum kebangkitan partainya itu untuk kepentingan sesaat. Karena itu berakibat menurunnya kepercayaan pemilih terhadap PKB.

"Taruhannya besar, ketidakpercayaan pemilih PKB yang memilih lantaran sosok Rhoma Irama dan Mahfud MD akan terjadi. Mestinya belajar dua pemilu sebelumnya yang mereka ini benar-benar ditinggalkan," bebernya.

Apalagi, lanjut Said, kedua tokoh capres PKB ini sudah susah payah secara finansial dan berkeringat membesarkan partai yang kelahirannya dibidani Gus Dur ini. Maka sangat tidak bijak, jika PKB dan Muhaimin mengambil momentum ini. "Iklan-iklan Pak Mahfud ini kan sangat mendongkrak PKB," paparnya.

Efek negatif yang nyata berikutnya adalah struktural PBNU dan PKB di DPW-DPW yang sebagian besar mendukung Mahfud MD akan sangat kecewa dengan PKB dan Muhaimin.

Jika Muhaimin ambil momentum ini untuk dirinya sendiri, pembesar-pembesar NU akan sangat mungkin memberi fatwa pengkhianat kepada Muhaimin dan meminta Muhaimin mundur dari partai yang secara khittah akan memperjuangkan Nahdliyin.

Semestinya, PKB tetap dalam mekanisme memperjuangkan nama-nama capres yang dijualnya dulu dalam bursa koalisi. "Bahkan orang diluar pemilih PKB dan PBNU akan sangat kecewa dengan sikap Muhaimin. Semoga Dewan Syuro PKB masih berfungsi dan mengingatkan ini," harap Said.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.