Sukses

Teror Peluru Papua di `Kampanye Terakhir` Jokowi

Lesatan peluru menembus kawasan di perbatasan negara pagi buta kemarin. Di timur Indonesia, antara Papua dan Papua Nugini, pukul 05.30 WIT.

Liputan6.com, Jayapura - Lesatan peluru menembus kawasan di perbatasan negara pagi buta kemarin. Di timur Indonesia, antara Papua dan Papua Nugini (PNG) sekitar pukul 05.30 WIT. Sementara pagi itu, seorang pria kurus, orang nomor 1 di DKI, dijadwalkan beringsut dari Ibukota menuju Bumi Cenderawasih.

Namun jadwal keberangkatan terpaksa ditunda. Pesawat yang mengangkut rombongan bakal capres dari PDIP, Joko Widodo dijadwalkan akan terlambat tiba di Jayapura, Papua.

Pria yang karib disapa Jokowi itu bakal menghabiskan masa terakhir kampanye Pemilu Legislatif 2014 di Jayapura. Namun tiba-tiba saja keberangkatan ditunda. Mundur 1 jam. Seharusnya pesawat yang mengangkut 8 orang itu tiba di Bandara Sentani pukul 07.00 WIT.

Adakah hubungannya dengan tembakan peluru di perbatasan?

Wakil Ketua DPD PDIP Surya Ibrahim mengatakan, keterlambatan pesawat dikarenakan pengisian avtur di Bandara Dominique Edward Osok, Sorong.

Sementara di sana, Kapolda Papua Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian telah tiba di Bandara Sentani sekitar pukul 05.30 WIT, untuk menanti kedatangan Gubernur DKI Jakarta yang kini kukuh ingin jadi presiden itu.

“Pak Jenderal sudah tiba sejak pagi, dan dia sendiri yang langsung memantau kesiapan pasukan di lapangan," kata salah satu personel polisi yang sedang bertugas pengamanan orang nomor satu DKI Jakarta itu.

Sementara Jokowi bersiap-siap, pagi itu bumi Papua memanas. Baku tembak yang terjadi di perbatasan Papua dan Papua Nugini terus terjadi antara aparat keamanan dengan kelompok sipil bersenjata. Informasi yang diterima Liputan6.com menyebutkan, jumlah kelompok sipil tersebut sekitar 40 orang. Mereka dikabarkan dilengkapi dengan senjata laras panjang.

Bendera Merah Putih yang berada di sekitar menara perbatasan Papua dan Papua Nugini diturunkan dan digantikan dengan Bendera Bintang Kejora dan Bendera PBB. 6 Wartawan yang kesehariannya bertugas di Jayapura, juga dievakuasi ke Koramil Muara Tami.

Akibat baku tembak itu, Kapolres Jayapura AKBP Alfred Papare terkena serpihan kaca saat sedang memantau di perbatasan Papua dan Papua Nugini. Saat itu, dia bersama dengan anggota Kodim 1701, Tukino, sedang berada di atas sebuah menara setinggi sekitar 50 meter. Tukino pun ikut terkena serpihan kaca.

"Kapolresta Jayapura Alfred Papare dan anggota Kodim atas nama Tukino memang kena serpihan kaca saat berada di satu tempat. Mereka sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara," kata Kasdam Kodam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Hinsa Siburian.

Amir, warga setempat yang kesehariannya berdagang di Pasar Marketing Point, wilayah perbatasan mengatakan, aktivitas di pasar terhenti karena baku tembak itu. Warga pun lebih memilih berdiam di dalam rumah.

"Aktivitas lumpuh dan baku tembak masih terjadi. Saya melihat tadi sudah ada 2 truk anggota TNI yang ditambah ke daerah perbatasan," ujar Amir.

Sementara itu, 1 batalyon pasukan Kodam XVII/Cenderawasih, Batalyon 751/Raider Sentani digeser untuk membantu mengamankan Wutung, perbatasan RI-Papua Nugini.

Sniper?

Hendrik, salah satu warga Jayapura dibuat resah. Dia kebingungan dengan pesan yang didapatnya dari seorang kawan. Pesan-pesan itu berisi tentang ancaman pembunuhan Jokowi. "Dalam pesan singkat itu menyebutkan hati-hati menjelang kedatangan Jokowi, ada pembunuhan oleh manusia bertopeng dan sniper," ujarnya kepada Liputan6.com di Jayapura, Jumat 4 April 2014.

Warga lainnya, Rini mengaku, selain mendapat pesan singkat pembunuhan Jokowi, ia juga menerima pesan yang berisi sejumlah kegagalan Jokowi-Ahok dalam memimpin DKI Jakarta. "Isu ini benar nggak ya? Apa karena Jokowi mau datang ke Papua, isu ini dibuat?" kata dia heran.

Ketua DPD PDIP Papua Komarudin Watubun membenarkan sejumlah isu menjelang kedatangan Jokowi itu. Menurutnya, isu itu memang sengaja dihembuskan oleh orang tak bertanggung jawab.

Bahkan akibat isu ini, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sampai menanyakan kebenarannya. "Ibu Mega beberapa hari lalu sempat menanyakan isu tersebut. Saya langsung jawab, saya jamin keamanan untuk kedatangan Jokowi 100 persen, dan Ibu Mega percaya itu," ungkap Komarudin.

Sementara Kapolda Papua, Irjen Pol Tito Karnavian menegaskan, aksi penembakan yang terjadi di Wutung, tak ada kaitannya dengan kedatangan Jokowi untuk melakukan kampanye terbuka di Jayapura.

Kabar adanya aksi akan gangguan keamanan telah diterima Tito sejak dua minggu lalu, sebelum ada wacana kedatangan Jokowi. Menurutnya, aksi penembakan sengaja dilakukan untuk menggangu jalannya pemilu di tanah Papua.

"Tidak ada kaitannya penembakan hari ini dengan kedatangan Jokowi. Kami tetap melakukan pengamanan seperti biasanya, tidak ada yang istimewa," kata Tito.

"Pasukan yang disiagakan untuk kedatangan Jokowi hanya berkisar 400 personel, pasukan dari Polda sekitar 200 orang dan Polres 200 orang."

Istimewakah pengawalan untuk Jokowi?

"Pengamanan Jokowi hari ini dilakukan sama bagi para calon presiden yang datang ke Papua. Apalagi jika sang calon presiden itu sudah turun ke massa, melakukan kunjungan ke pasar dan tempat umum lainnya. Intinya tidak ada yang istimewa," tutur Tito.

Tito mengatakan, motif sementara kelompok ini murni untuk mengganggu pemilu di tanah Papua. Dirinya juga menyebutkan bahwa kelompok ini masih ingin dilihat eksis di daerahnya.

Tito menambahkan, kelompok bersenjata yang mengacau menggunakan sekitar enam pucuk senjata laras panjang. Yang rata-rata merupakan senjata rakitan.

"Hingga saat ini, suasana di lokasi penembakan telah dikuasai oleh aparat keamanan," ungkap Tito.

Sementara, tokoh agama setempat, Pastor John Jongga menyebutkan, kelompok pelaku penembakan yang diduga dilakukan oleh Matias Wenda, mempunyai motif sakit hati terhadap kelompok Lambert Pekikir yang saat ini sudah mulai bergabung ke NKRI.

"Ada dugaan, Matias marah karena Lambert dalam waktu dekat akan dipanggil oleh Mendagri dan Menkopolhukam, terkait Deklarasi Keerom damai," tutur John.

Jokowi sendiri mengakhiri kampanyenya dengan senang hati dan optimistis. Dia masih bisa berpidato walau hanya 30 menit. Mantan Walikota Solo itu juga masih bisa blusukan ke Pasar Yousefa Abepura.

Dia pun berjanji akan datang kembali ke Papua, jika PDIP menang pada Pemilihan Umum Legislatif 9 April 2014 nanti. (Tanti Yulianingsih)

Pasar Yousefa Abepura

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.