Sukses

Strategi Caleg Dulang Suara, Mulai Cara Biasa Hingga Inovatif

Sebagian caleg ada yang menggunakan strategi lazim umumnya digunakan para caleg. Tak jarang pula caleg menggunakan strategi lebih inovatif.

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang Pileg 9 April mendatang, para caleg terus gencar melakukan kampanye untuk mendulang suara sebanyak mungkin. Berbagai strategi pun dilakukan, dari mulai strategi konvensional seperti janji-janji, hingga cara unik.

Seperti Diliana Ermaningtias, caleg Partai Bulan Bintang (PBB) itu melakukan strateginya dengan melakukan berbagai program baksos, pembinaan Usaha Kecil Menengah (UKM). Bahkan, pihaknya akan memberikan kartu sehat jika dia terpilih menjadi anggota parlemen kelak.

"Banyak sih trategi yang digunakan, dengan program-program. Jadi tergantung karakteristik wilayah calon konstituen saya," ujar Diliana yang mewakili Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat I itu kepada Liputan6.com, Minggu (30/3/2014).

Intinya, kata Diliana, dirinya tidak menerapkan janji-janji atau orasi politik. Tapi lebih kepada pendekatan melalui berbagai program pelatihan dan edukasi politik. "Memberi edukasi kepada masyarakat, menyadarkan mereka bahwa jika kita kasih dalam bentuk uang atau sembako, maka suara anda akan digadaikan, mau?"

"Anda dapat uang 50 ribu, tapi akhirnya Anda menderita 5 tahun ke depan," tegas putri bungsu mantan Kabareskrim Jenderal Purnawairawan Susno Duadji itu.

Hal sama juga dilakukan caleg Demokrat Hasnaeni. Wanita yang menyematkan diri si 'Wanita Emas' itu melakukan strategi dengan pendekatan langsung kepada calon konstituenya di Dapilnya, Dapil II DKI. Ia mengunjungi langsung lumbung-lumbung suara. "Menenangkan kepada masyarakat, bahwa saya peduli."

"Datangi mereka dari hati ke hati. Memang belum tentu memilih kita. Karena budaya kita sudah rusak, ya, jadi kita harus ekstra keras. Membikin mereka yakin, datangin saja head to head sesering mungkin. Tidak banyak menyampaikan visi misi, karena mereka mau yang kongkret, lebih kepada program sih," tegas Hasnaeni.

Strategi Inovatif

Selain cara konvensional atau yang lazim dilakukan para caleg, ada juga caleg yang melakukan cara unik yang cukup inovatif. Seperti yang dilakukan caleg PDIP Dapil Jawa Barat V, Adian Napitupulu. Selain melakukan head to head dengan calon konstituennya, ia juga melakukan pendidikan politik. Tanpa janji politik.

"Nggak pake janji. Saya cuma menyampaikan negara dalam pikiran saya, negara yang baik, benar," ujar Adian.

Namun pendidikan politik ini dilakukan melalui kaos. Jika kaos para caleg umumnya menampilkan gambar foto calegnya, namun Adian tidak. Ia menyampaikan jargon-jargon politiknya di atas kaos yang dibagikan kepada calon konstituennya. "Pada akhirnya saya nggak punya daya paksa kepada mereka. Tak mungkin membayar mereka, jadi saya cuma menyebarkan ide-ide, biar memberikan pemahaman politik mereka, menyadarkan mereka."

"Misalnya kaos bertuliskan 'Anak Kandung Kemiskinan Adalah Pelacuran dan Kriminalitas'. Jadi saya bukan caleg yang aman, yang selalu memberikan pendidikan politk. Kalah-menang yang penting sudah mengisi kepala mereka, paling tidak itu. Itu kemenangan terbesar," tegas mantan aktivis Forum Kota (Forkot) itu.

Hal serupa juga dilakukan caleg Partai Amanat Nasional (PAN) Dapil Jawa Timur IV, Muhammad Rodli Kaelani. Jauh hari sebelum mencalonkan diri sebagai caleg, ia sudah melakukan pendekatan di dapilnya. Ia melakukan pengabdian kepada masyarakat hampir lebih dari setahun, sehingga ia dan masyarakat sudah saling mengenali.

"Aku pertama awal nyaleg mencoba mengenali sikon, saya sadar di Dapil 4 Lumajang sosio politik, basisnya nahdliyin dan PKB. Itu berat sekali. Sehingga saya berusaha membaur dengan mereka. Lalu saya tinggal setahun di sana. Padahal saya aslinya tinggal di Jakarta. Hampir full time, sehingga saya dianggap teman, visi misi seiring berjalannya waktu baru saya lakukan sosialisasi sebagai caleg," ujar Kaelani.

Bahkan Kaelani melakukan kontrak politik. Ia sudah melakukan kesepakatan hitam di atas putih dengan masyarakat di dapilnya, seandainya terpilih nanti akan menyerahkan sebagian gaji di parlemen kelak. "Bulan ini saya setor sekian, bulan ini sekian. Terus nanti ini digunakan untuk anggaran apa saja, itu semua sudah jelas rinciannya."

"Tak sekadar janji, kalau saya bisa bantu, saya bantu. Misalnya benerin jalan gotong-royong, saya ikut turun. Ada masalah belum ada jalan keluarnya saya bantu. Misalnya ketika ada jaringan listirk belum masuk, saya coba bantu menghubungkan dengan PLN. Akhirnya berhasil. Ketiga melakukan pendekatan materi, program yang sangat relevan. Isu pertanian dan infrastruktur dan fasilitas umum misalnya, di sana sangat utama," pungkas Wasekjen PAN itu. (Raden Trimutia Hatta)

Baca juga:

Dari Lebih 6.000 Caleg, Cuma 39% yang Punya Twitter

Gaet Simpati Santriwati , Caleg di Solo Berikan Pelatihan Hijab

Kampanye di Sekolah, Caleg Demokrat Jadi Tersangka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini