Sukses

Jokowi `Diserang`, Megawati Minta Elite Politik Jaga Etika

Serangan politik kepada PDIP setelah deklarasi pencapresan Joko Widodo alias Jokowi semakin kencang.

Liputan6.com, Jakarta - Serangan politik kepada PDIP setelah deklarasi pencapresan Joko Widodo alias Jokowi semakin kencang. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pun meminta lawan-lawan politiknya untuk menjaga etika politik.

"Terkait mulai panasnya kampanye-kampanye parpol dan mulainya berbagai serangan negatif ke partai dan capres Pak Jokowi, Ibu Megawati Soekarnoputri mengajak seluruh elite bangsa untuk bersama-sama menjunjung tinggi etika demokrasi," kata Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa (25/3/2014).

Menurut Tjahjo, PDIP menganggap serangan negatif itu sebagai jalan terjal yang harus dilewati oleh seorang pemimpin. Oleh karena itu, PDIP tidak akan membalas serangan politik tersebut.

"Kami menanggapi hal-hal tersebut dengan tenang, bahkan dengan senyuman, dan tidak pernah terpancing. PDIP justru memberikan apresiasi kepada masyarakat yang secara bijak dan cerdas menanggapi serangan negatif terhadap Pak Jokowi dan Ibu Megawati juga," imbuh dia.

Tjahjo menambahkan, masyarakat Indonesia sudah mampu membedakan kampanye negatif yang bertujuan menjatuhkan dengan kampanye yang membangun. Pilihan menuju perubahan untuk Indonesia 5 tahun ke depan pun terletak di tangan rakyat.

"Kami serahkan pilihan politik kepada masyarakat Indonesia yang menginginkan perubahan bersama PDIP dan Pak Jokowi. Prinsip kami yang salah akan jatuh dengan sendirinya," pungkas Tjahjo.

Komentar miring mulai bermunculan terhadap PDIP setelah pencapresan Jokowi. Politisi PKS Fahri hamzah misalnya. melalui akun Twitter, dia mengungkap kembali masalah penjualan aset negara saat pemerintahan Megawati.

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto mengeluarkan sajak satire yang menyebut tentang pemimpin pembohong. Meski tak menyebut siap yang dimaksud, sajak satire itu disebut-sebut ditujukan untuk PDIP yang pernah membuat Perjanjian Batu Tulis dengan Prabowo. (Yus Ariyanto)

Baca juga:

Fahri PKS: PDIP Harus Jelaskan Alasan Megawati Jual Aset Negara

Sajak Satire Prabowo: Boleh Bohong Asal Santun

Disebut Pembohong, Jokowi: Aku Ra Popo

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini