Sukses

Siapakah Cawapres Jokowi?

PDIP mengusung Joko Widodo sebagai capres pada Pemilu 2014. Sejumlah nama berseliweran untuk mendampingi Joko Widodo alias Jokowi.

Liputan6.com, Jakarta - Teka-teki siapa yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai calon presiden (Capres) Pemilu Presiden 2014 terjawab sudah. Sang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang karib disapa Jokowi itulah jawabannya. Pertanyaan berikutnya, siapa cawapres yang akan mendampinginya?

Salah satu nama yang digadang-gadang cocok sebagai pendamping Jokowi pada Pilpres 2014 adalah mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Sosok pria yang karib disapa JK ini dianggap pantas mendampingi Jokowi karena kualitas dan integritasnya sudah teruji.

Ketua Umum Partai Golkar yang juga ingin melaju sebagai capres, Aburizal Bakrie telah memberikan lampu hijau pada Jusuf Kalla jika ingin bersanding dengan Jokowi di Pilpres 9 Juli 2014.

"Nggak masalah," ucap pria yang karib disapa Ical itu usai menyampaikan orasi politiknya di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (18/3/2014).

Ical mengaku belum mengetahui, apakah JK bakal mendampingi Jokowi atau tidak. Namun jika benar melaju sebagai cawapres nanti, JK tak perlu keluar dari Partai Golkar.

PDIP juga belum mau mengumbar siapa pendamping Jokowi. Politisi senior PDIP Sabam Sirait mengatakan, akan lebih baik jika sosok pendamping Jokowi nanti bukan kader PDIP. "Kalau (menurut) saya, carilah orang bukan orang PDIP. Kalau boleh orang dari luar Jawa," ujar Sabam 16 Maret 2014.

Sang capres juga menyerahkan sepenuhnya kepada partai yang menyokongnya. Jokowi mengatakan, masih menyusun kriterianya. Dia menegaskan, tak masalah dengan usia dan jenis kelamin cawapresnya. Apakah lebih muda atau tua dan laki-laki atau perempuan. Yang penting bisa diajak kerja dan kerja.

"Kalau saya nggak peduli mau tua muda, pengalaman atau tidak, laki atau perempuan. Tidak seperti itu. Yang penting menguasai medan makro. Tidak hanya makro ekonomi, makro politik, geopolitik juga," ujar Jokowi di depan pagar Balaikota DKI Jakarta.

Nama yang muncul berikutnya adalah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD. Mahfud yang digadang menjadi capres PKBtidak menampik bisa saja menjadi wakil presiden mendampingi Jokowi.

Mahfud menegaskan, dia harus siap dengan realitas politik, apakah menjadi capres atau cawapres. "Yang penting Indonesia menjadi lebih baik," pungkas Mahfud. Nama yang juga disebut adalah Walikota Surabaya Tri Rismaharini.

Jusuf Kalla Puji Jokowi

JK mengapresiasi langkah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang berani mengusung Jokowi sebagai capres. Dia menilai Mega seorang negarawan.

Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) ini mengingatkan PDIP dan Jokowi teliti dalam memilih pasangan dalam Pilpres 2014. Terutama soal kemampuan sehingga bisa saling melengkapi dan menutupi kekurangan seperti Soekarno-Hatta.

JK juga mengatakan, cawapres pendamping Jokowi haruslah orang yang memiliki banyak ide terobosan maupun inovasi untuk memperbaiki bangsa. Siapa dia? "Bisa siapa saja, apakah tentara, birokrat, pengusaha."

JK menilai, dahulu tren pemimpin harus terlihat gagah. Kini, tren terus berkembang dewasa ini berpindah ke sosok yang sederhana dan merakyat. Selain itu, rakyat juga menyukai pemimpin yang sudah jelas rekam jejaknya. "Jokowi bisa mengatasi macet di Tanah Abang, sebelumnya tidak ada yang bisa. Itu track record yang selalu diingat orang," tandas JK.

JK mengatakan sosok Jokowi sudah ia ketahui sejak menjadi Walikota Surakarta. Jokowi sebagai pemimpin yang mampu menunjukkan kerja nyata pada masyarakat.

Ical Tantang Jokowi

Diusungnya Jokowi sebagai calon presiden dari PDIP membuat sejumlah politisi Partai Golkar was-was. Mereka berharap Golkar melakukan evaluasi pencapresan Ical. Evaluasi tersebut adalah menjadikan Ical sebagai calon wakil presiden, bukan capres seperti keputusan Rapimnas. Apalagi dalam berbagai survei, elektabilitas Jokowi paling tinggi.

"Evaluasi Capres Golkar mutlak harus dilakukan karena fenomena Jokowi. Sangat naif bila Golkar memaksakan menghadapi Jokowi. Pasti akan ada pemberontakan di internal Golkar kalau nggak dievaluasi," ujar politikus senior Partai Golkat Zainal Bintang.

Zainal mengatakan, menjadi cawapres Jokowi merupakan pilihan paling masuk akal untuk kepentingan Golkar di pemerintahan selanjutnya.

Namun Ical tetap mantap melaju sebagai capres. Dia bahkan mempersilakan Jokowi itu untuk menjadi calon wakil presidennya. "Jokowi jadi wakil saya boleh" ucap Ical usai menyampaikan kampanye politiknya di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Selasa 18 Maret.

Menurutnya, pencapresan Jokowi tak akan memberikan pengaruh padanya. Dia yakin, Partai Golkar bisa merajai Pilpres 2014. "Tidak ada bedanya pencapresan Jokowi, tetap Golkar yang menang," tuturnya.

Jokowi Boneka Megawati

Pencapresan Jokowi ini masih menjadi perhatian, terutaman sikap Jokowi yang dianggap sangat patuh kepada Megawati. Pengamat komunikasi politik Universitas Indonesia (UI) Agung Suprio bahkan menuturkan, Jokowi memiliki kepatuhan luar biasa kepada Megawati.

"Kesan atau kekhawatiran bahwa Jokowi hanya akan menjadi boneka Megawati tercipta karena Jokowi memiliki kepatuhan yang luar biasa pada Megawati," kata Agung.

Sang empunya nama enggan menanggapi tudingan itu. Dia mengaku sudah biasa menerima serangan dan upaya memojokkannya sejak mengikuti pilkada Kota Solo dan Pilgub DKI Jakarta.

Ia berpandangan, pola pikir masyarakat saat ini sudah maju. Segala bentuk serangan dan pernyataan yang memojokkan dirinya tidak akan mempengaruhi penilaian warga. "Masyarakat itu sekarang tidak bodoh, sudah bisa memilah. Jadi kalau saya diejek silakan, diserang silakan, ndak akan saya tanggapi," tegas Jokowi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini