Sukses

Untung Buntung Jokowi Capres

Pencapresan Jokowi memang bukan wacana baru, tapi kejelasan PDIP itu diprediksi bakal mengubah peta politik.

Liputan6.com, Jakarta - Oleh: Oscar Ferri, Ahmad Romadoni, Luqman Rimadi

Berhitung ulang. Mungkin itulah yang harus dilakukan oleh sejumlah calon presiden dan partai pendukungnya setelah PDIP mendeklarasikan Jokowi sebagai jago dalam Pilpres 9 Juli mendatang. Pencapresan Jokowi memang bukan wacana baru, tapi kejelasan PDIP itu diprediksi bakal mengubah peta politik.

“Ini membuat peta pilpres semakin menarik, artinya capres lain akan hitung ulang potensi dan siapa yang akan jadi koalisinya,” kata peneliti Lembaga Survei Indonesia Adjie Alfarabi saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (15/3/2014).

Ada yang untung, ada pula yang ‘buntung’ dengan pencalonan Jokowi ini. Popularitas Jokowi yang tinggi diprediksi bakal membantu PDIP mendulang suara. Sehingga, PDIP mampu mengusung capres sendiri. Jelas, kata Adjie, PDIP diuntungkan.

“Saya lihat ada efek kuat, ada konversi dukungan Jokowi ke partai. Tapi seberapa besar konversi suara itu harus diukur. Tapi yang jelas efeknya pasti ada,” tutur dia.

Lantas, siapa yang buntung alias rugi? Ya mungkin saja partai selain PDIP. Menurut Adjie, ada 3 partai yang harus berhitung ulang, yaitu Golkar, Gerindra, dan Demokrat. Lainnya, kemungkinan besar melirik PDIP sebagai mitra koalisi strategis.

Ketiga partai ini memang ‘bernafsu’ mengusung capres sendiri. Sementara, diperkirakan pencapresan Jokowi ini membuat calon yang akan bersaing dalam pilpres maksimal 3 pasangan.

Kesempatan PDIP mengusung capres terbuka lebar. Partai ke-2 yang masih berpeluang mengusung capres adalah Golkar. Sementara, tiket ke-3 akan diperebutkan antara Gerindra dan Demokrat.

“Kemungkinan ya 2 capres, sudah pasti PDIP mengusung Jokowi dan Golkar dengan ARB. Ke-3 akan direbutkan Demokrat atau Gerindra. Kalau Gerindra posisi 3 kemungkinan capres yang muncul dari Gerindra dan sebaliknya,” papar Adjie.

Partai Lain

Para kompetitor PDIP bersikap seolah tak berdebar-debar. Mereka menganggap enteng saja pencalonan kader PDIP bernama lengkap Joko Widodo ini. Demokrat salah satunya.

“Jangan dibilang ancaman. Ini perhelatan demokrasi untuk kepentingan bangsa negara,” ujar anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Syarief Hasan.

Syarief tetap yakin Demokrat memenangkan Pemilu 2014, baik Pileg maupun Pilpres. “Insya Allah (menang),” tegas Syarif.

Golkar tak gentar. Meskipun ada pengamat yang memprediksi pilpres akan berjalan 1 putaran jika Jokowi menjadi capres. Mereka kemungkinan besar tidak akan berkoalisi dengan PDIP. Sebab keduanya sama-sama punya capres. Lagi pula, Golkar masih punya jurus untuk memenangkan pemilu.

“Strateginya bagaimana supaya konsep Golkar itu diketahui rakyat dan semuanya kita sudah rangkum dalam visi kesejahteraan kenegaraan. Jangan lagi ada gerakan-gerakan,” ujar Sekjen Golkar Idrus Marham.

Sedangkan Gerindra menyatakan menghormati pencalonan Jokowi. Meskipun muncul isu perjanjian Batu Tulis pada 2009 yang salah satu butirnya mengharuskan Megawati mendukung Prabowo Subianto dalam Pilpres 2014.

Bukan masalah takut. Kalau parpol lain mengajukan calonnya, kita hormati. Itu kan hak warga negara,” ujar Wakil Ketua DPP Gerindra Fadli Zon.

Demikian pula dengan PKS yang tengah menggelar Pemilu Raya untuk mencari capres. PKS menganggap biasa pencapresan Jokowi.

PKS siap menghalau laju Jokowi untuk menang dalam Pilpres 2014. Faktor kuncinya adalah 3 kandidat Capres PKS, yakni Anis Matta, Ahmad Heryawan, dan Hidayat Nur Wahid.

“Prematur kalau kita anggap seseorang pasti terpilih dan tidak ada lawan. Menjadi capres harus teruji,” kata Ketua DPP PKS Indra.

Sedangkan capres dari Hanura, Wiranto, menyatakan siapa pun bisa maju sebagai capres. Calon presiden yang tidak masuk hitungan Adjie sebagai kontestan pilpres ini menyatakan gembira dengan deklarasi pencalonan Jokowi.

"Dari awal saya katakan, ini demokrasi. Siapapun yang punya kemampuan, integritas, silakan maju," tegas Wiranto.

‘Manuver’ Jokowi

Apapun tanggapan partai lain, Jokowi sudah menyatakan siap menjadi capres. Kini, visi dan misi sedang disusun. Jokowi juga sudah ‘bermanuver’.

Sabtu siang, Jokowi juga berkeliling. Tanpa mau diikuti oleh wartawan, Jokowi menemui sejumlah tokoh. “Muter-muter masak ditanyakan muter ke mana. Tokoh-tokoh nggak usah disebutkan, masak semua harus saya sebutkan,” ucap Jokowi.

Meski demikian, Jokowi mengaku belum terlalu memikirkan pilpres. Saat ini masih fokus memenangkan PDIP dalam pileg.

"Sekarang menggerakkan kader, relawan, membangun isu, agar masyarakat berbondong-bondong menggunakan hak pilihnya dan milihnya PDIP, gitu," kata dia.

Jokowi juga belum menentukan langkah terkait jabatan sebagai Gubernur DKI. Dia mengaku masih akan melakukan kajian. Namun Jokowi punya 2 pilihan: non-aktif atau mengundurkan diri.

Selain itu, Jokowi juga belum memberi pesan untuk Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama. “Kok pesan. Kan tiap hari ketemu. Kayak mau apa aja. He he he,” ujar dia.

Jokowi juga tidak takut ketinggalan langkah dari capres lain. Meski deklarasinya kalah cepat dari capres lain, Jokowi masih tenang-tenang saja.

“Ada yang sudah mendahului deklarasi juga nggak apa-apa, ada yang sudah dahului pasang-pasang iklan, spanduk juga nggak apa-apa. Baliho spanduk nggak apa-apa,” tutur Jokowi.

Baca juga:

Jokowi Capres, Ini Peta Pilpres 2014

Strategi Jokowi Membangun Isu

Jokowi Siapkan Visi Misi Capres

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini