Sukses

Elektabilitas Jokowi Turun, Prabowo dan Mega Diuntungkan

Penurunan elektabilitas Jokowi terjadi jika masalah penanganan banjir dan kemacetan ibukota dipaparkan kepada setiap responden.

Liputan6.com, Jakarta - Permasalahan banjir dan macet di Jakarta membuat Joko Widodo terpuruk dalam survei elektabilitas Pilpres 2014. Elektabilitas Gubernur DKI Jakarta  yang akrab disapa Jokowi itu menurun, menempati urutan ketiga setelah Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri.

Menurut Direktur Eksekutif Median, Sudarto, pelaksanaan survei itu dilakukan 2 kelompok responden. Yang pertama terdiri kelompok nontreatment tanpa nama tokoh capres, dan kedua kelompok treatment dengan nama tokoh capres. Dengan responden 1.500 orang dengan masing-masing kelompok 750 responden secara acak.

"Kedua kelompok ini diberi perlakuan yang berbeda, hanya pada pertanyaan tentang elektabilitas presiden. Seandainya pemilu presiden dilaksanakan hari ini dari tokoh-tokoh yang menjadi presiden urutan pertama Prabowo Subianto, kedua Megawati, dan ketiga Jokowi. Itu pilihan dari kelompok treatment," kata Sudarto dalam pemaparan hasil survei di Cikini, Jakarta, Selasa (4/3/2014)

Hasil survei tersebut, kata Sudarto, Jokowi berada di urutan ke-3 sebesar 15,3%, disalip sang Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di peringkat ke-2 sebesar 16%. Sedangkan urutan pertama Prabowo Subianto sebesar 20%.

Namun di kelompok nontreatment nama Jokowi di peringkat pertama dengan elektabilitas 30,1%. Sedangkan Prabowo Subianto 18% dan Aburizal Bakrie 10%, disusul peringkat ke-4 Megawati Soekarnoputri 8,3%.

"Berdasarkan temuan kami, hasil uji chi-square menunjukkan, apabila informasi tentang ketidakberhasilan Jokowi dalam menangani berbagai permasalahan di Jakarta tersebar secara merata di seluruh provinsi, maka elektabilitas Jokowi akan turun secara signifikan," ungkap Sudarto.

Sedangkan analisa Median, apabila informasi negatif tentang kinerja Jokowi dalam risetnya fokus terhadap ketidakpuasan publik atas permasalahan banjir dan kemacetan diinformasikan kepada responden, maka elektabilitas Jokowi turun menjadi 15,3%. Sehingga posisi pertama elektabilitas capres akan ditempati Prabowo dengan angka 20%.

"Berdasarkan riset kami, apabila tidak ada informasi negatif tentang kinerja Jokowi di Jakarta, maka elektabilitas sebagai capres berada pada posisi pertama 30, %," jelas Sudarto.

Meski elektabiltas Jokowi menurun, namun yang menarik adalah kenaikan elektabilitas Megawati. Selain itu yang diuntungkan adalah Ketua Umum Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto.

Survei yang dilakukan 28 Januari hingga 15 Februari 2014 ini menggunakan sampel yang dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling dan proporsional. Margin of error survei ini 2,57% dengan tingkat kepercayaan 95%. Survei ini dilakukan menggunakan kuesioner dengan metode face to face interview kepada setiap responden, dengan melibatkan 1.500 responden warga negara Indonesia di 33 provinsi. (Shinta Sinaga)

Baca juga:

Tjahjo PDIP: Tekanan Deklarasi Capres Kuat Sekali

Pengamat: PDIP Jangan Eksploitasi Jokowi

Pengamat: PDIP Sekarang Era Jokowi, Bukan Megawati

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.