Sukses

Jokowi Dinilai Sebagai Pemimpin Serba Nanggung

Demokrasi yang sehat menuju ke atas (pemimpin) itu tak bisa tiba-tiba dan melompat-lompat. Sebelum selesai pimpin Solo, Jokowi ke Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Pakar Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk menilai, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo belum lolos Leadership Pass Way, untuk memimpin Indonesia. Sebab, politisi PDIP yang akrib disapa Jokowi itu belum menunjukkan hasil signifikan di mata publik selama menjadi pemimpin.

"Leadership Pass Way itu teori baru yang saya pikir cocok diterapkan pada calon presiden. Untuk jadi pemimpin ada jalurnya. Demokrasi yang sehat untuk menuju ke atas (pemimpin) itu tidak bisa tiba-tiba dan melompat-lompat," sindir Hamdi di Jakarta, Kamis (27/2/2014).

Hamdi menjelaskan, teori Leadership Pass Way yang didapatnya karena Indonesia masih banyak masalah, terutama di jalur publik atau politik. Bila mengikuti Leadership Pass Way yang tertib menurutnya hanya ada di militer dan dunia bisnis atau sektor privat.

"Kalau di sektor privat, perusahaan besar mereka yang bisa mencapai puncak itu berkeringat lewat kerja profesional, cerdas dan cepat, kerjanya nyata," ujar Hamdi.

Pemimpin di militer dan dunia bisnis atau sektor privat, kata Hamdi, tidak melihat usia atau pun suku untuk bisa naik menjadi pemimpin. Bila Jokowi, dinilainya belum bisa lolos dalam tahap-tahap itu, dari sektor bisnis sebagai pemimpin belum terlihat.

"Jokowi sebelum memimpin sektor publik punya perusahaan mebel. Tapi itu juga tidak menunjukkan sebuah kesuksesan di perusahaanya," ujar Hamdi.

Kalah Bisnis

Ia melihat, bisnis Jokowi masih jauh dibandingkan Taher atau Chairul Tanjung (CT) yang memang terbukti sukses memimpin perusahaan bisnis. Begitu juga di sektor publik. Jokowi dinilai keberhasilannya setengah-setengah.

"Saat di Solo belum selesai dan belum tampakkan hasil, Jokowi sudah lompat ke Jakarta. Jokowi itu serba nanggung, dalam segi bisnis diadu dia dengan Taher atau Tanri Abeng dalam keputusan bisnis juga dia kalah," ujar Hamdi membandingkan.

Apalagi soal kompetensi, menurut Hamdi, dalam memimpin publik Jokowi kalah jauh dengan Walikota Surabaya Tri Rismaharini. (Raden Trimutia Hatta)

Baca juga:

Soal Capres, Jokowi: Masih Hujan, Kalau Sudah Terang Baru...

Pengamat: Masyarakat Masih Rindu Capres Militer

Survei: Timur Indonesia Ingin Capres Kombinasi Barat dan Timur

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini